MAKALAH
Pelayanan KB IUD
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pelayanan KB
Dosen Pengampu : Millatun Hanifah, SST
Disusun
oleh :
Tingkat
II A
1.
Laelatul
Munawaroh (08.0654.B)
2.
Lutfi
Fauziah (08.0662.B)
3.
Mega
Gustina Nurtari (08.0663.B)
4.
Mutia
Lina Kholila (08.0669.B)
5.
Nurma
Purnamasari (08.0685.B)
6.
Restu
Asih Widyaningrum (08.0693.B)
7. Sartika Putri (08.0700.B)
8. Sayidatun Novita Sari (08.0701.B)
9. Yuliyani Hadi Prakesti (08.0724.B)
D III KEBIDANAN
STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
PEKALONGAN
2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul “Pelayanan KB IUD”dengan baik tanpa adanya suatu halangan apapun.
Kami menyadari bahwa
terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bimbingan, pengarahan dan
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Dalam kesempatan ini
perkenankanlah kami menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
M. Arifin, SKp. Mkep,
selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Pekajangan
2.
Milatun Hanifah, SST ,
selaku Kepala Prodi Diploma III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Pekajangan dan
dosen pengampu mata kuliah Pelayanan KB
3.
Semua pihak yang telah
membantu penulisan makalah ini yang tidak dapat disebutkan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak
kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya
dengan segala kerendahan hati, penulis persembahkan makalah ini semoga
bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Pekalongan, Maret 2010
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ............................................................................. 1
B. Tujuan
Penulisan .......................................................................... 1
BAB
II TINJAUAN TEORI
AKDR / IUD
A. PENGERTIAN............................................................................ 3
B. JENIS-JENIS AKDR................................................................... 3
C. MEKANISME KERJA................................................................ 4
D. EFEKTIVITAS
IUD.................................................................... 6
E. KEUNTUNGAN
DAN KERUGIAN AKDR / IUD.................. 6
F. INDIKASI
PEMAKAIAN AKDR / IUD................................... 8
G. KONTRAINDIKASI
PEMAKAIAN AKDR/IUD.................... 9
H. CARA
PEMASANGAN AKDR /IUD....................................... 9
I. PENANGANAN
EFEK SAMPING AKDR.............................. 11
J. KUNJUNGAN
ULANG.............................................................. 12
K. ANGKA
KEGAGALAN IUD.................................................... 13
L. INFORMASI
UMUM.................................................................. 13
BAB
III PENUTUP.......................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Paradigma baru program Keluarga
Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan norma keluarga kecil
bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan”keluarga berkualitas
tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju,
mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung
jawab, harmonis dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saefuddin, 2003).
Berdasarkan visi dan misi
tersebut, program keluarga berencana nasional mempunyai kontribusi penting
dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Dalam kontribusi tersebut Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah mewujudkan keberhasilannya
selain berhasil menurunkan angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk, juga
terpenting adalah keberhasilan mengubah sikap mental dasar perilaku masyarakat
dalam upaya membangun keluarga berkualitas.
Sebagai salah satu bukti
keberhasilan program tersebut. Antara lain dapat diamati dari semakin
meningkatnya angka pemakaian kontrasepsi(prevalensi). Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 memperlihatkan proporsi peserta KB yang
terbanyak adalah suntik(21,1%), pil(19,4%), AKDR(18,1%), Norplan(16%),
Sterilisasi wanita(3%), Kondom(0,7%), Sterilisasi pria(0,4%), dan sisanya
merupakan peserta KB tradisonal yang masing-masing menggunakan cara tradisional
seperti pantang berkala maupun senggama terputus.
Dari data di atas dapat
disimpulkan bahwa AKDR / IUD berada diposisi ketiga. Sedangkan dalam program
BKKBN memberikan penekanan pada kontasepsi AKDR terutama adalah CuT380 A yang
menjadi primadona BKKBN. Namun begitu tidak semua klien berminat terhadap alat
kontrasepsi AKDR dikarenakan berbagai alasan yang berbeda-beda seperti takut
efek samping, takut proses pemasangan , dilarang oleh suami, dan kurang
mengetahui tentang KB AKDR. Maka dari itu penulis ingin mencoba membahas
makalah dengan judul “Kontrasepsi IUD “.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran umum pelayanan
kontrasepsi KB terutama AKDR atau IUD.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tentang pengertian AKDR
b. Untuk mengetahui tentang jenis-jenis
AKDR
c. Untuk mengetahui tentang mekanisme
kerja AKDR
d. Untuk mengetahui tentang indikasi
dan kontraindikasi pemakaian AKDR
e. Untuk mengetahui tentang keuntungan
dan kerugian memakai metode kontrasepsi AKDR
f. Untuk
mengetahui tentang cara penanganan dari efek samping AKDR
g. Untuk mengetahui tentang hal-hal apa
saja yang harus diketahui akseptor KB.
BAB
II
TINJAUAN TEORI
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)
(INTRA UTERINE DEVICES = IUD)
TINJAUAN TEORI
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)
(INTRA UTERINE DEVICES = IUD)
A. PENGERTIAN
1. Suatu alat atau benda yang
dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka
panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif (Saefuddin, 2003)
2. AKDR adalah suatau usaha pencegahan
kehamilan dengan menggulung secarik kertas, diikat dengan benang lalu
dimasukkan ke dalam rongga rahim (Prawirohardjo, 2005)
3. AKDR atau IUD atau Spiral adalah
suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan
tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui
vagina dan mempunyai benang (BKKBN,2003)
B. JENIS-JENIS AKDR
1. AKDR Non-hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki
generasi ke-4. Karena itu berpuluh-puluh macam AKDR telah dikembangkan. Mulai
dari genersi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi
plastik(polietilen) baik yang diambah obat maupun tidak.
a. Menurut bentuknya AKDR dibagi
menjadi
1) Bentuk terbuka (oven device)
Misalnya: LippesLoop, CUT, Cu-7.
Marguiles, Spring Coil, Multiload,Nova-T
2) Bentuk tertutup (closed device)
Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan
Graten Berg Ring.
b. Menurut Tambahan atau Metal
1) Medicated IUD
Misalnya: Cu T 200, Cu T 220, Cu T
300, Cu T 380 A, Cu-7, Nova T, ML-Cu 375
2) Un Medicated IUD
Misalnya: Lippes Loop, Marguiles,
Saf-T Coil, Antigon.
IUD yng banyak dipakai di Indonesia dewasa ini arijenis Un Medicated yaitu Lippes Loop dan yang dari jenisMedicated Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T.
IUD yng banyak dipakai di Indonesia dewasa ini arijenis Un Medicated yaitu Lippes Loop dan yang dari jenisMedicated Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T.
Pada jenis
Medicated IUD angka yang tertera dibelakang IUD menunjukkanluasnya kawat halus
tembaga yang ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah 200mm2.
2. IUD yang mengandung hormonal
a. Progestasert-T = Alza T
Panjang
36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.Mengandung 38 mg
progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65mcg progesteron per hari. Tabung insersinya
berbentuk lengkung, Daya kerja :18 bulan. Teknik insersi: plunging. (modified
withdrawal)
b. LNG-20
Mengandung
46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari, Sedang diteliti di
Finlandia. Angka kegagalan /kehamilan sangat rendah: ‹0,5 per 100 wanita per
tahun. Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan
ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore
atau perdarahan hait yan sangat sedikit.
C. MEKANISME KERJA
1. Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini
belum diketahui secara pasti, ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda
asing yang menimbulkan
reaksi radang setempat, dengan sebutan lekorit
yang dapat melarutkan blastosis atau seperma. Mekanisme kerja AKDR yang
dililiti kawat tembaga mungkin berlainan. Tembaga dalam konsentrasi kecil yang
dikeluarkan ke dalam rongga uterus juga menghambat khasiatanhidrase karbon dan
fosfatase alkali. AKDR yang mengeluarkanhormon juga menebalkan lender sehingga
menghalangi pasasi sperma (Prawirohardjo, 2005).
2. Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR
belum diketahui dengan pasti, kini pendapat yang terbanyak ialah bahwa AKDR
dalam kavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai
dengan sebutan leokosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma. Sifat-sifat
dari cairan uterus mengalami perubahan – perubahan pada pemakaian AKDR yang
menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus. Walaupun sebelumnya
terjadi nidasi, penyelidik-penyelidik lain menemukan sering adanya kontraksi
uterus pada pemakaian AKDR yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini
disebabkanoleh meningkatnya kadar prostaglandindalam uterus pada wanita (Wiknjoastro,
2005).
3. Sebagai metode biasa (yang dipasang
sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR mengubah transportasi tuba dalam rahim
danmempengaruhi sel elur dan sperma sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai
kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan sexual terjadi) dalam beberapa
kasus mungkin memiliki mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya
implantasi atau penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim
4. Menurut Saefuddin (2003), mekanisme
kerja IUD adalah:
a. Menghambat kemampuan sperma untuk
masuk ke tuba falopi
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum
ovum mencapai kavum uteri
c. AKDR bekerja terutama mencegah
sperma dan ovum bertemu walaupun AKDR membuat sperma sulit ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
d. Memungkinkan untuk mencegah
implantasi telur ke dalam uterus
D. EFEKTIVITAS IUD
1. Efektivitas IUD dinyatakan dalam
angka kontinuitas (continuition rate) yaitu beberapa lama IUD tetap tinggal
dalam uteri tanpa:
a. Ekspulsi
b. Terjadinya kehamilan
c. Pengangkatan/pengeluaran karena alasa-alasan
medis atau pribadi.
2. Efektivitas dari bermacam-macam IUD
tegantung pada:
a. IUD-nya: ukuran, bentuk kandungannya
b. Akseptor: Umur, parietas, frekuensi
senggama.
c. Dari faktor-faktor yang berhubungan
dengan akseptor yaitu umur dan parietas diketahui :
1) Makin tua usia, makin rendah angka
kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan/pengeluaran IUD
2) Makin muda usia, terutama pada
nulligravida makin tinggi angka ekspulsi dan pengangkatan /pengeluaran IUD.
E. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN AKDR ATAU
IUD
1. Keuntungan
a. Keuntungan AKDR Non hormonal (Cu T
380A):
1)
Sebagai
kontrasepsi efektivitasnya tinggi. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100
perempuan dalam 1 tahun pertama(1kegagalan dalan 125-170 kehamilan)
2)
AKDR
dapat efektf segera setelah pemasangan
3)
Metode
jangka panjang
4)
Sangat
efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
5)
Tidak
mempengaruhi hubungan sexual
6)
Meningkatkan
kenyamanan sexual karena tidak perlu takut untuk hamil
7)
Tidak
ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR(Cu T-380A)
8)
Tidak
mempengaruhi kualitas dan volume ASI
9)
Dapat
dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
10) Dapat digunakan sampai menopause
11) Tidak ada interaksi dengan
obat-obat.
b. Keuntungan IUD hormonal adalah:
1)
Mengurangi
volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe
2)
Untuk
mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae(Asherman’s Syndrome)
2. Kerugian
a. Kerugian AKDR (Cu T-380A) Non
hormonal:
1)
Perubahan
siklus haid
2)
Haid
lebih lama dan banyak
3)
Perdarahan(spotting)
antarmenstruasi
4)
Disaat
haid lebih sakit
5)
Merasa
sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
6)
Perforasi
dinding uterus(sangat jarang apabila pemasangan benar)
7)
Tidak
mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
8)
Tidak
baik digunaka pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti
pasangan
9)
Klien
tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
10) Tidak mencegah terjadinya kehamilan
ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal.
b. Kerugian IUD hormonal:
1) Jauh lebih mahal dari pada Cu IUD
2) Harus diganti setelah 18 bulan
3) Lebih sering menimbulkan perdarahan mid-siklus
dan perdarahan bercak(spotting)
4) Insidens kehamilan ektopik lebih
tinggi
c. Efek samping dan komplikasi IUD
hormonal dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
1) Pada saat insersi
a)
Rasa
sakit atau nyeri
b)
Muntah,
keringat dingin
c)
Perforasi
uterus
2) Efek samping dan komplikasi IUD
dikemudian hari:
a) Rasa sakit dan perdarahan
b) Infeksi
c) Kehamilan intra-uterine
d) Kehamilan ektopik
e) Ekspulsi
F. INDIKASI PEMAKAIAN AKDR ATAU IUD
1. Yang dapat menggunakan AKDR/IUD dan
Progestasert
a. Usia reproduktif
b. Keadan nullipara
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi
jangka panjang
d. Menyusui yang menginginkan
menggunakan alat kontrasepsi
e. Setelah melahirkan dan tidak
menyusui bayinya
f. Resiko
rendah dari IMS
g. Tidak menghendaki metode hormonal
h. Tidak menyukai mengingat-ingat minum
pil setiap hari
i. Perokok
j. Sedang
memakai antibiotika atau antikejang
k. Gemuk ataupun yang kurus
l. Sedang
menyusui
2. Begitu juga ibu dalam keadaan
seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR (Cu T-380A):
a. Penderita tumor jinak payudara
b. Epilepsi
c. Malaria
d. Tekanan darah tinggi
e. Penyakit tiroid
f. Setelah
kehamilan ektopik
g. Penderita DM
G. KONTRAINDIKASI PEMAKAIAN AKDR
a. Sedang hamil
b. Perdarahan vagina yang tidak
diketaui
c. Sedang menderita infeksi genetalia
d. Penyakit trifoblas yang ganas
e. Diketahui menderita TBC velvik
f. Kanker
alat genital
g. Ukuran rongga rahim kurang dari 5cm
H. CARA PEMASANGAN AKDR/IUD
1. Persiapan alat yang digunakan dalam
pemasangan AKDR/IUD
a. Bivale speculum
b. Tanekulum(penjepit portio)
c. Sounde uterus(untuk mengukur
kedalaman uterus)
d. Forsep
e. Gunting
f. Bengkok
larutan antiseptic
g. Sarungtangan steril atau sarung
tangan DTT
h. Kasa atau kapas
i. Cairan DTT
j. Sumber
cahaya yang cukup untuk penerangan servik
k. AKDR(CuT-380A) atau Progestasert-T
yang masihbelum rusak dan terbuka
l. Aligator(penjepit
AKDR)
2. Cara pemasangan AKDR atau
Progestasert-T
Pemasangan AKDR sewaktu haid dan
mengurangi rasa sakit dan memudahkan insersi melalui servikalis.
a. Pemeriksaan dalam dilakukan untuk
menentukan bentuk, ukuran dan posisi uterus
b. Singkirkan kemungkinan kehamilan dan
infeksi velvik
c. Servik dibersihkan beberapa kali
dengan larutan antiseptik
Iinspekulum, servik ditampilkan dan bibir depan servik dijepit dengan cunan servik, penjepit dilakukan kira-kira 2cm dari osteum uteri externum, dengan cunan bergerigi Saturday
Iinspekulum, servik ditampilkan dan bibir depan servik dijepit dengan cunan servik, penjepit dilakukan kira-kira 2cm dari osteum uteri externum, dengan cunan bergerigi Saturday
d. Sambil menarik servik dengan cunan
servik, masukkanlah sounde uterus untuk menentukan arah sumbukanalis dan
uterus, panjang kavum uteri, dan posisi osteum uteri internum. Tentukan arah
ante atau retroversi uterus. Jika sounde masuk kurang dari 5 cm atau kavumuteri
terlalu sempit, insersi AKDR jangan dilakukan
e. Tabung penyalur dengan AKDR di
dalamnya dimasukkan melalui kanalis servikalis sesuai dengan arah dan jarak yang
didapat pada waktu pemasangan sounde. Kadang-kadang terdapat tahanansebelum
fundus uteri tercapai. Dalam hal demikian pemasangan diulangi
f. AKDR
dilepaskan dalam kavum uteri dengan cara menarik keluar tabung penyalur atau
dapat pula dengan mendorong penyalur ke dalamkavumuteri, cara pertama agaknya
dapat mengurangi perforasi oleh AKDR
g. Tabung dan penyalur kemudian
dikeluarkan, filamen AKDR ditinggalkan 2-3cm.
3. Cara pencabutan AKDR
a. Mengeluarkan AKDR lebih mudah jika
dilakukan sewaktu haid
b. Inspikulo filamen ditarik
perlahan-lahan,jangan sampai putus AKDR-nya akan ikut keluar perlahan-lahan.
Jika AKDR tidak ikut keluar dengan mudah, lakukan sounde uterus, sehingga
osteum uteri internum terbuka. Sounde diputus 900 perlahan-lahan. Selanjutnya
AKDR dikeluarkan seperti di atas
c. Jika filamen tak tampak atau putus,
AKDR dapat dikeluarkan ddengan mikro kuret. Kadang-kadang diperlukan anastesi
paraservikal untuk mengurangi rasa nyeri
d. Dilatasi kanalis servikalis dapat
dilakukan dengan dilator atau tabung laminaria
e. AKDR Lippes tidak perlu dikeluarkan
seara berkala, jika posisinya baik, tidak ada efek samping, dan pasien masih
mau memakainya. AKDR tersebut dibiarkan saja intra uteri. Hanya AKDR tembaga
perlu dikeluarkan dan digant secara periodik(2-3tahun), sedang Progestasert-T
1-2 tahun.
I. PENANGANAN EFEK SAMPING AKDR(Cu
T-380A)
1. Amenora
Periksa apakah sedang hamil, apbila tidak, jangan lepas AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab amenoreaapabila diketahui. Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR bila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan dilepas.Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR jelaskan ada resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilanharus lebih diamati dan diperhatikan
Periksa apakah sedang hamil, apbila tidak, jangan lepas AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab amenoreaapabila diketahui. Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR bila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan dilepas.Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR jelaskan ada resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilanharus lebih diamati dan diperhatikan
2. Kejang
Pastikan dan tegaskanlah adanya PRP dan penyebab ain dari kekejangan. Tanggulangi penyebabnya apabila ditemuka. Apabila tidak ditemukan penyebabnya beri analgesik untuk sedikt meringankan. Apabila klien menglami kejang yang berat, lepaskan AKDR dan bantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
Pastikan dan tegaskanlah adanya PRP dan penyebab ain dari kekejangan. Tanggulangi penyebabnya apabila ditemuka. Apabila tidak ditemukan penyebabnya beri analgesik untuk sedikt meringankan. Apabila klien menglami kejang yang berat, lepaskan AKDR dan bantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
3. Perdarahan pervaginam yang hebat dan
tidak teratur
Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamilan ektopik. Apabila tidak ada kelainan potologis, perdarahan berkelanjutan serta prdarahan hebat, lakukan konseling dan pemantauan. Beri ibu profen(800mg, 3x sehari selama 1 minggu) untuk mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi(1 tablet setiap hari selama 1 sampai 3bulan).
Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamilan ektopik. Apabila tidak ada kelainan potologis, perdarahan berkelanjutan serta prdarahan hebat, lakukan konseling dan pemantauan. Beri ibu profen(800mg, 3x sehari selama 1 minggu) untuk mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi(1 tablet setiap hari selama 1 sampai 3bulan).
4. Benang yang hilang pastikan adanya
kehamilan atau tidak. Tanyakan apakah AKDR terlepas. Apabila tidak hamil dan
AKDR tidak terlepas, berikan kondom, periksa talinya di dalam saluran
endoservik dan kavum uteri (apabila memungkinkan adanya peralatan dan tenaga
terlatih) setelah masa haid briutnya. Apabila tidak ditemukan rujk ke dokter,
lakukan x-ray atau pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak hamil dan AKDR yang
hilang tidak ditemukan, pasanglah AKDR baru atau bantulah klien menentukan
metode lain.
5. Adanya pengeluaran cairan dari
vagina atau dicurigai adanya PRP
Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan AKDR apabila ditemukan menderita atau sangat dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi klamidal, lakukan pengobatan yang memadai. Bila PRP, obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam. ApabilaAKDR dikeluarkan beri metode lain sampai masalahnya teratasi.
Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan AKDR apabila ditemukan menderita atau sangat dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi klamidal, lakukan pengobatan yang memadai. Bila PRP, obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam. ApabilaAKDR dikeluarkan beri metode lain sampai masalahnya teratasi.
J. KUNJUNGAN ULANG
1. 1 bulan pasca pemasangan
2. 3 bulan kemudian
3. setiap 6 bulanberikutnya
4. 1 tahun sekali
5. bila terlambat haid 1 minggu
6. perdarahan banyak dan tidak teratur.
K. ANGKA KEGAGALAN IUD
1. Belum ada IUD yang 100% efektif
2. Angka kegagalan untuk:
a. IUD pada umumnya: 1-3 kehamilan per
100 wanita per tahun
b. Lippes Loop dan First Generation Cu
IUD: 2 kehamilan per 100 wanita per tahun.
c. Second Generation Cu IUD <1
kehamilan per 100 wanita per tahun dan 1,4 kehamilan per 100 wanita setelah 6
tahun pemakaian.
L. INFORMASI UMUM
1. AKDR bekerja langsung efektif segera
setelah pemasangan
2. AKDR dapat keluar dari uterus secara
spontan, khususnya selama beberapa bulan pertama.
3. Kemungkinan terjadi perdarahan (spotting)
beberapa hari setelah pemasangan.
4. Perdarahan menstruasi biasanya akan
lebih lama dan lebih banyak
5. AKDR mungkin dilepas setiap saat
atas kehendak klien
BAB
III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. AKDR adalah suatau usaha pencegahan
kehamilan dengan menggulung secarik kertas, diikat dengan benang lalu
dimasukkan ke dalam rongga rahim (Prawirohardjo, 2005)
2. Jenis-jenis AKDR / IUD yaitu AKDR
hormonal dan non hormonal
3. mekanisme kerja IUD yaitu Menghambat
kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi, Mempengaruhi fertilisasi sebelum
ovum mencapai kavum uteri, dll.
4. Efektivitas dari bermacam-macam IUD
tegantung pada:
a. IUD-nya: ukuran, bentuk kandungannya
b. Akseptor: Umur, parietas, frekuensi
senggama.
c. Dari faktor-faktor yang berhubungan
dengan akseptor
5. Kerugian AKDR (Cu T-380A) Non
hormonal yaitu perubahan siklus haid, haid lebih lama. Perdarahan (spotting)
antar menstruasi. Disaat haid lebih sakit. Kerugian IUD hormonal yaitu Jauh
lebih mahal dari pada Cu IUD, harus diganti setelah 18 bulan
6. Indikasi pemakaian AKDR atau IUD
yaitu Usia reproduktif, Keadan nullipara, Menginginkan menggunakan kontrasepsi
jangka panjang, Menyusui yang menginginkan menggunakan alat kontrasepsi, Setelah
melahirkan dan tidak menyusui bayinya, dll.
7. Kontraindikasi pemakaian AKDR yaitu Sedang
hamil, Perdarahan vagina yang tidak diketaui, Sedang menderita infeksi
genetalia, Penyakit trifoblas yang ganas, Diketahui menderita TBC velvik
8. AKDR bekerja langsung efektif segera
setelah pemasangan, AKDR dapat keluar dari uterus secara spontan, khususnya
selama beberapa bulan pertama, Kemungkinan terjadi perdarahan (spotting) beberapa
hari setelah pemasangan, Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih lama dan
lebih banyak, AKDR mungkin dilepas setiap saat atas kehendak klien.
B. Saran
1. Bagi pengguna alat kontrasepsi AKDR
Pengguna hendaknya mengetahui
terlebih dahulu alat kontrasepsi yang akan di pakai dengan cara bertanya hal
yang ingin diketahui ke tenaga kesehatan.
2. Bagi tenaga kesehatan
a. Sebagai tenaga kesehatan hendakna
meningkatkan keterampilannya memasang AKDR yang baik dan sesuai prosedur.
b. Sebelum memasang AKDR pada klien
jangan lupa untuk melakukan infomconsent pada klien.
DAFTAR
PUSTAKA
Prawirohardjo,
Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP
Hartanto Hanafi. 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: CV. Mulia Sari
Prawirohardjo, Sarwono. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: YBP-SP
Hartanto Hanafi. 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: CV. Mulia Sari
Prawirohardjo, Sarwono. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: YBP-SP
Saefuddin,
Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.