Mengenai Saya

Foto saya
Pekalongan, Jawah Tengah, Indonesia

Kamis, 03 Mei 2012

MENINGKATKAN STATUS KESEHATAN MELALUI PENDIDIKAN KESEHATAN DAN PENERAPAN POLA HIDUP SEHAT

MENINGKATKAN STATUS KESEHATAN MELALUI PENDIDIKAN
KESEHATAN DAN PENERAPAN POLA HIDUP SEHAT

SITI KHADIJAH NASUTION

Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara

Pendahuluan
Menurut H .L.Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status kesehatan derajat
kesehatan masyarakat atau perorangan. Faktor-faktor tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :


 

Dari gambar diatas jelas terlihat betapa besar peran perilaku hidup sehat
dalam mempengaruhi status kesehatan. Jika kita analisa,  lingkungan sebagai salah
satu  faktor yang mempengaruhi kesehatan dapat dikendalikan melalui perilaku.
Terciptanya lingkungan sehat, seperti pembuangan sampah, saran  air minum dan
jamban keluarga (SAMIJAGA) , saluran pembuangan air limbah (SPAL)  yang
memenuhi syarat kesehatan, dan lainnya tidak akan terlepas dari kontribusi perilaku
manusia. Demikian pula pelayanan kesehatan, tidak akan berhasil bila tidak  ada
perubahan perilaku, walaupun didirikan  institusi pelayanan  kesehatan seperti
posyandu,  polindes dan sebagainya, jika  tidak ada partisipasi dari masyarakat
dengan memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut,  maka program pelayanan
kesehatan  tersebut akan gagal. Ketiadaan  partisipasi dari masyarakat ini mungkin
disebabkan karena belum adanya kesadaran, dan kesadaran tersebut diakibatkan
belum adanya pengetahuan tentang manfaat dari penggunaan pelayanan kesehatan
bagi peningkatan derajat kesehatan mereka.
Meningkatnya prevalensi kanker, jantung dan stroke juga tidak terlepas
dengan pola makan yang tidak sehat. Berkembangnya penyakit AIDS yang dewasa
Ini merupakan penyakit menular yang paling ditakut, dan penyakit hubungan seksual
lainnya juga diakibatkan perilaku seksual yang menyimpang. Di tambah lagi dengan
semakin meningkatnya jumlah  korban Narkoba di kalangan remaja, juga tidak
terlepas dari perilaku yang merugikan kesehatan.
Maka, tidaklah mengherankan jika perilaku sehat masuk dalam tema Hari
Kesehatan Nasional yang ke -35 yang  jatuh pada tanggal 12 November 1999 yang
lalu. Dan didukung pula dengan paradigma  baru dalam pembangunan kesehatan
yaitu paradigma sehat, yang secara makro  berarti bahwa pembangunan pelbagai
sektor harus memberi  dampak positif pada  lingkungan dan perilaku sehat. Begitu
seriusnya pemerintah dalam mencanangkan perilaku sehat ini hingga juga tertuang
©2004 Digitized by USU digital library  1dalam visi pembangunan kesehatan yaitu "Indonesia Sehat 2010” yaitu: masyarakat,
bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam  lingkungan
dan dengan perilaku sehat, memiliki  kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang  bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah nusantara.
Perilaku sehat adalah segala tindakan seseorang dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya  (Becker 1979). Perilaku sendiri dapat dikategorikan
dengan perilaku terselubung ( covert behavior) dan perilaku tidak terselubung (Overt
behavior). Perilaku terselubung tersebut berupa pengetahuan  dan sikap seseorang
terhadap suatu objek sedangkan perilaku  tidak terselubung adalah perilaku  yang
sudah merupakan aksi atau tindakan. Usaha yang paling efektif dalam mengubah
perilaku, dari perilaku yang  merugikan kesehatan ke arah perilaku yang
menguntungkan kesehatan adalah melalui pendidikan kesehatan.

Pembahasan
Telah dikemukakan diatas bahwa salah  satu faktor untuk  mendapatkan
perilaku yang menguntungkan kesehatan  adalah melalui pendidikan kesehatan.
Sebelum kita masuk  kedalam arti mengenai  pendidikan kesehatan, kita terlebih
dahulu harus mengetahui arti pendidikan itu sendiri. Pendidikan adalah usaha yang
sengaja (terencana,  terkontrol, dengan sadar dan dengan tara yang sistematis)
diberikan pada anak didik oleh pendidik agar individunya yang potensial itu lebih
berkembang terarah kepada tujuan tertentu. Jadi, didalam pengertian pendidikan
tersebut harus terdapat unsur-unsur sebagai berikut : Adanya bentuk pendidikan itu
(apakah berbentuk  usaha, pertolongan, bantuan, bimbingan,  pelayanan atau
pembinaan); adanya pelaku pendidikan (orang dewasa, pendidik, orang tua, pemuka
agama, pemuka masyarakat, ataupun pimpinan organisasi); adanya sasaran
pendidikan (orang yang belum dewasa, anak didik, peserta didik); adanya sifat
pelaksanaan pendidikan (dengan sadar, dengan sengaja, dengan sistematis, dengan
atau secara terencana); adanya tujuan yang ingin dicapai (manusia susila,
kedewasaan, manusia yang patriot atau warga negara yang bertanggung jawab). 
Proses pendidikan tersebut berlangsung didalam suatu lingkungan pendidikan
atau tempat dimana pendidikan itu berlangsung, biasanya dibedakan menjadi tiga
yaitu tri pusat pendidikan yaitu  didalam keluarga (pendidikan  informal), didalam
sekolah (pendidikan formal), dan didalam masyarakat.
Proses pendidikan kesehatan juga mengikuti proses tersebut, dan unsur-
unsurnya pun sama. Yang bertindak selaku pendidik kesehatan disini adalah semua
petugas kesehatan dan siapa saja yang berusaha untuk mempengaruhi individu atau
masyarakat guna meningkatkan kesehatan mereka. Karena itu individu, kelompok
ataupun masyarakat, disamping dianggap sebagai sasaran (obyek) pendidikan, juga
dapat berlaku sebagai subyek(pelaku) pendidikan kesehatan masyarakat apabila
mereka di  ikutsertakan didalam usaha kesehatan masyarakat. Yang diartikan anak
didik atau  sasaran pendidikan adalah masyarakat atau individu, baik yang sakit
maupun yang tidak  belum sakit, baik anak-anak maupun orang dewasa. Jadi,
lingkungan pendidikan kesehatan juga mengikuti tri pusat pendidikan, yaitu :
1.  Pendidikan kesehatan didalam keluarga yang sepenuhnya menjadi tanggung
jawab para orangtua,  dengan menitikberatkan pada penanaman kebiasaan-
kebiasaan, norma-norma, dan sikap hidup sehat.
2.  Pendidikan kesehatan didalam sekolah  adalah tanggung jawab para guru
sekolah. Hal inl terwujud dalam Usaha  Kesehatan Sekolah (UKS). Tujuan
pendidikan kesehatan disekolah,  disamping melanjutkan penanaman
kebiasaan dan norma-norma hidup sehat kepada murid, juga memberikan
pengetahuan kesehatan.
©2004 Digitized by USU digital library  23.  Pendidikan kesehatan di masyarakat, yang dapat dilakukan melalui berbagai
lembaga dan organisasi masyarakat.Jadi, pendidikan kesehatan adalah suatu
penerapan  konsep pendidikan didalam  bidang kesehatan, maka pendidikan
kesehatan dapat didefenisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu
individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan  kemampuan
(perilakunya), untuk mencapai kesehatan secara optimal. Adapun hasil dari
pendidikan kesehatan tersebut,yaitu dalam bentuk perilaku yang
menguntungkan kesehatan. Baik dalam bentuk pengetahuan dan pemahaman
tentang kesehatan, yang diikuti dengan adanya kesadaran yaitu sikap yang
positif terhadap kesehatan, yang akhirnya diterapkan dalam tindakan-
tindakan yang menguntungkan kesehatan.

Salah satu pelaksanaan pendidikan kesehatan adalah dengan jalan penerapan
pola hidup sehat. Pola hidup sehat ini diikuti oleh setiap individu guna meningkatkan
status kesehatannya. Yang dimaksud dengan pola hidup sehat adalah segala upaya
untuk menerapkan kebiasaan yang baik  dalam menciptakan hidup yang  sehat dan
menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.

Kebiasaan-kebiasaan Bbik untuk Menciptakan hidup sehat :

1.  Memelihara kebersihan dan kesehetan pribadi dengan baik
    Hidup sehat dimulai dari "diri sendiri". Dapat dikatakan bahwa kesehatan
yang kita miliki adalah karena "upaya"  kita sendiri. Oleh sebab itu kesehatan
perorangan atau kesehatan pribadi memegang peranan penting. Kesehatan
pribadi adalah kesehatan bagian-bagian tubuh kita masing-masing yaitu meliputi
; kesehatan kulit rambut dan  kuku kesehatan mata, hidung, telinga mulut dan
gigi, tangan dan kaki, memakai pakaian yang bersih serta melakukan gerak dan
istirahat. Berbagai macam penyakit dapat dicegah dengan menjaga kebersihan.
Oleh  sebab itu, memelihara kesehatan pribadi dimulai dengan memelihara
kebersihan bagian-bagian  tubuh kita. Perlu diperhatikan pula masalah pengaruh
sinar matahari pada kulit kita. Diwaktu pagi hari, sinar matahari berguna untuk
kulit, yaitu mengubah pro vitamin D menjadi vitamin D yang penting bagi kulit.
Tetapi berjemur atau berpanas-panasan secara berlebihan di bawah sinar
matahari yang terik tidak baik bagi kulit dan kesehatan. Dalam jangka waktu
yang panjang, sinar ultraviolet dalam  sinar matahari, dapat menembus sampai
lapisan epidermis dan dapat menyebabkan kanker kulit.

2.  Makan makanan sehat
  Makan merupakan  kebutuhan penting,  tidak saja bagi penyediaan energi
untuk tubuh kita, tetapi juga merupakan kebutuhan penting untuk kesehatan dan
kelangsungan hidup. Makanan menyediakan zat-zat gizi yang diperlukan untuk
berbagai proses didalam  tubuh kita. Perlu diketahui, bahwa tidak ada makanan
yang mengandung semua zat gizi secara  komplit. Oleh sebab itu,  kita perlu
mengkonsumsi aneka ragam makanan untuk menjamin terpenuhinya kecukupan
zat-zat gizi yang kita butuhkan, yaitu zat tenaga, zat pembangun, dan zat
pengatur. Disinilah perlunya setiap orang menerapkan  hidangan gizi seimbang.
Hidangan  gizi seimbang adalah makanan yang mengandung  zat tenaga,zat
pembangun, dan zat pengatur yang dikonsumsi seseorang dalam satu hari secara
seimbang, sesuai dengan kebutuhan  tubuh. Ini  dapat dilakukan dengan
mengkonsumsi aneka ragam makanan dalam menu kita sehari-hari. Keadaan ini
nanti akan tercermin dari derajatkesehatannya, tumbuh kembangnya (pada
anak-anak) serta produktivitasnya yang optimal. Selain itu, makanlah sesuai
usia. Apabila kita sudah memasuki usia  lanjut (Lebih dari 50 tahun) kita
©2004 Digitized by USU digital library  3membutuhkan makanan yang lebih sedikit. Oleh sebab itu, kita perlu mengurangi
lemak, gula, dan tepung atau karbohidrat. Selain sesuai usia, makanlah sesuai
kebutuhan, tidak berlebihan.Orang yang tidak bekerja keras membutuhkan lebih
sedikit makanan daripada orang yang bekerja keras. Untuk mendapatkan berat
badan yang sehat, perlu diperhatikan keseimbangan pemasukan dan pengeluaran
energi. Artinya bila kita makan  terus menerus melebihi kebutuhan tubuh kita
atau tidak seimbang dengan aktivttas fisik yang klta lakukan, maka akan terjadi
kelebihan energi. Semua ke lebihan energi akan diubah menjadi lemak sehingga
kita akan mengalami kegemukan.

3.  Memelihara Kesehatan Lingkungan
    Hidup sehat memerlukan situasi, kondisi, dan lingkungan yang sehat. Oleh
karena itu, kondisi  lingkungan perlu  benar-benar diperhatikan agar tidak
merusak kesehatan.  Kesehatan  lingkungan harus dipelihara agar mendukung
kesehatan  setiap orang yang hidup di  sekitarnya.  Memelihara berarti menjaga
kebersihannya. Lingkungan kotor dapat menjadi sumber penyakit.
Dalam memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan ada 3 faktor yang
harus- pertama-tama diperhatikan, yaitu :
a.  Tersedianya air bersih
b.  Pembuangan sampah dan air limbah
c.  Menjaga kebersihan dan kesehatan kamar mandi, jamban atau WC .
Selain faktor tersebut, kualitas udara perlu juga mendapat perhatian. Karena
kualitas udara dalam suatu ruangan merupakan ukuran dari keamanan setiap orang
yang berada atau bekerja di ruangan tersebut. Bila seseorang telah lama berada
atau bekerja dalam bangunan yang  udaranya tercemar, ia dapat  mengalami apa
yang disebut Sick Building Syndrome atau Sindroma Penyakit Bangunan. Keluhan-
keluhan  yang timbul adalah sering sakit  kepala, mual, sesak bernafas selalu letih
dalam mengantuk, timbul  gangguan-gangguan  kulit dan gejala-gejala  mirip
influenza.

4.  Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
Selain hal-hal yang perlu kita  lakukan dalam rangka memelihara kesehatan
diri kita sendiri, ada satu hal yang perlu kita lakukan juga, yaitu pemeriksaan
kesehatan secara berkala. Dengan pemeriksaan kesehatan ini maka
kemungkinan adanya gangguan kesehatan atau gangguan penyakit akan
diketahui lebih dini atau lebih awal. Sehingga pengobatannya akan lebih mudah
daripada bila penyakitnya sudah parah. Bagi mereka yang dibawah 40 tahun,
pemeriksaan kesehatan cukup dilakukan 2 tahun sekali. Tetapi bagi mereka yang
berumur 40 tahun keatas, sebaiknya melakukannya satu tahun sekali. 
Pemeriksaan kesehatan berkala dapat dilakukan melalui :

a.  Pemeriksaan kesehatan berkala  mandiri yang dilakukan  oleh diri
sendiri.
Misalnya :
Pemeriksaan payudara sendiri (sadari)
¾  Pada wanita setiap kali sesudah masa haid. Tindakan ini dapat membantu
mendeteksi adanya benjolan (tumor)pada payudara.
¾  Menimbang berat badan
Dengan penimbangan berat badan secara teratur  dapat diketahui apakah
berat badan berlebih  sehingga perlu dilakukan upaya-upaya menurunkan
berat badan.Hal ini sangat penting pada mereka yang berumur 40  tahun ke
atas. Kelebihan berat badan  dapat menimbulkan gangguan-gangguan
kesehatan.
©2004 Digitized by USU digital library  4b.  Pemeriksaan kesehatan berkala dengan memeriksakan diri pada
tempat-tempat pelayanan kesehatan yang ada (rumah sakit, klinik)

5.  Menghindari kebiasaan buruk yang merugikan kesehatan
Beberapa kebiasaan buruk yang perlu dlhlndarl adalah
a. Merokok
¾  Jangan merokok, karena asap yang ditimbulkan dari merokok sangat
membahayakan kesehatan paru-paru,  baik bagi si perokok maupun orang-
orang disekitarnya.
¾  Tidak benar bila berhenti merokok dapat bertambah berat badan.
Mengendalikan berat  badan dapat dilakukan dengan  pengaturan makanan
dan latihan jasmani yang teratur.
¾  Tidak benar merokok dapat membantu  memusatkan dan menjernihkan
pikiran. Hal yang terjadi justru  sebaliknya,  merokok dapat merusak kerja
sistem syaraf kita.
b. Minum alkohol dan obat terlarang (narkotika dan zat adiktif)
¾  Jangan minum alkohol dan  makan obat terlarang,  karena dapat
mengakibatkan hilangnya kesadaran, kecanduan dan ketergantungan.
¾  Alkohol dan obat terlarang dapat merusak lambung, hati jantung dan sistem
syaraf.
¾  Jauhkan diri dari kebiasaan minum obat , kecuali atas petunjuk dokter.
¾  Tidak benar menggunakan alkohol dan  obat terlarang dapat menyelesaikan
persoalan dan meringankan  kekecewaan latihan mental dan menjalankan
hidup sesuai ajaran agama yang dianut adalah cara terbaik untuk mengatasi
masalah.
¾  Bila ada persoalan, sebaiknya dilakukan konsultasi dengan ahlinya (dokter,
psikologi, dan pemuka agama).
c. Kebiasaan yang memungkinkan tertularnya penyakit
¾  Jangan mengadakan kontak langsung atau bergaul rapat dengan orang yang
menderita penyakit menular.
¾  Jangan memakai perlengkapan pribadi  orang lain, seperti handuk,  pakaian,
sendok,piring, sikat gigi, sisir, apalagi milik penderita penyakit menular
¾  Jaga kebersihan pribadi dan keberhasilan lingkungan
¾  Jangan melakukan hubungan seksual diluar nikah atau berperilaku seksual
yang menyimpang (homoseks, seks bebas),  karena dapat terkena  penyakit
menular seksual (PMS) termasuk HIV AIDS.


PENUTUP

Pencegahan lebih baik daripada pengobatan adalah semboyan yang paling
tepat dalam usaha kesehatan masyarakat  sekaligus dalam meningkatkan  status
kesehatan. Salah satu  upaya  dalam meningkatkan kesehatan adalah melalui
pendidikan kesehatan  dan penerapan pola hidup sehat.  Pendidikan kesehatan  dan
penerapan  pola hidup sehat yang sudah dibina sejak dini pada setiap manusia
Indonesia akan menghasilkan generasi masa depan  yang berkualitas, baik mental
maupun fisik,seperti kata pepatah  .”Didalam tubuh yang  sehat terdapat jiwa yang
sehat"'.
Saat ini, sudah saatnyalah kita  menanamkan pola pikir paradigma sehat,
seperti yang diinginkan oleh visi pembangunan kesehatan masa depan, pada seluruh
masyarakat, khususnya penentu kebijakan.


©2004 Digitized by USU digital library  5DAFTAR PUSTAKA

Majalah BINADIKNAKES, edisi nomor 33 Oktober 1999

Nasrul Effendy, Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, EGC,1998

Soekidjo  Notoatmodjo, pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan, Andi Offset Yogyakarta, 1993

Purnomo Ananto [et.al] Kesegaran Jasmani dan Kesehatan Mental,LAN-RI,2000

Tim penyusun diktat 'Pengantar Pendidikan , IKIP Medan, 1997
©2004 Digitized by USU digital library  6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar